Ruangan itu awal Perjalanan Impianku
Dengan
berat hati aku pergi meninggalkan sebuah ruangan yang banyak memberiku semangat
untuk senantiasa beranjak menjadi lebih baik dan lebih bermakna bagi orang
lain. Karena sejatinya kita hidup akan lebih bahagia jika bisa bermanfaat bagi
banyak orang. Maka dari itu, atas dasar tersebut sekuat tenaga aku mengikuti
prinsip itu. Kepergianku mencurahkan derasnya air mata bunda yang saat itu
turut mengantarkanku ke ruangan itu hingga meninggalkan ruangan dan menuju
sebuah minibus yang akan melaju ke Boyolali dan Semarang. Air matakupun tak
kalah derasnya mengalir tanpa diperintahkan mengiringi sepanjang perjalananku
ke Semarang, sebuah kota yang sudah pernah aku singgahi saat mengikuti sebuah training motivation yang diselenggarakan
oleh mahasiswa penerima Beastudi etos Universitas Diponegoro Semarang. Ruangan
itu memberiku banyak kenangan indah dimana aku belajar memahami orang lain, dan
belajar mengerti artinya hidup di dunia yang tak lain adalah memimpin alam
semesta dan mengabdi kepada sang Pencipta.
Air mataku
tidak dapat dibendung oleh apapun. Aku tidak tahu perasaan apa yang terjadi
pada diriku saat itu. Sedih, haru, bahagia... entahlah, yang pasti saat itu
persaanku tidak karuan. Sepanjang perjalananku ke kota Semarang buliran air
mata itu yang senantiasa menemaniku. Hingga, tak ku hiaraukan hiruk pikuk dan keramaian
penumpang di sekelilingku. Pikiranku hanya tertuju sebuah tempat yang belum
pernah aku jamah sama sekali. Hanya berbekal rute perjalanan yang diberikan temanku,
aku menuju auditorium Imam Barjo Universitas Diponegoro untuk registrasi
sebagai calon Mahasiswa Universitas Diponegoro Jurusan Nutrisi dan Makanan
Ternak. Perasaanku haru karena akhirnya ayah bunda meridhoi dan merelakanku
untuk melanjutkan studi di Perguruan Tinggi walau berbekal uang pinjaman untuk
registrasi dari sang guru Fisika tercinta.
Kenangan
di ruangan itu tidak dapat terlupakan. Ketika itu aku dan bunda tidak dapat
berkata apa-apa. Bahkan ucapan terimaksih saja tak kuasa untuk kami katakan.
Hanya buliran air mata yang menandakan kami sangat berterimaksih kepada beliau,
sang guru tercinta. Seseorang yang senantiasa memotivasiku untuk berani
melangkah meraih impian-impian indah. Untuk berani memutuskan hal yang terbaik
untuk masa depan keluarga dan umat. Beliau selalu mengatakan bahwa apa salahnya
kita bermimpi, apa salahnya kita mencoba. Kita tidak pernah mengetahui seberapa
kemampuan kita kalau kita belum pernah mencobanya. “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadsaan suatu kaum sehingga
kaum itu merubah apa yang ada pada diri mereka” (QS. Ar-Ra’ad: 11).
Seperginya
dari ruangan itu, aku pindah ke ruangan yang lebih luas dan lebih terbuka,
sehingga aku bisa lebih banyak belajar arti kehidupan. Terimakasih untuk sang
peminjam ruangan indah itu, yang akan selalu terkenang dalam benakku karena
jasanya memberikan pondasi dan motivasi
kepadaku. Terimakasih kepada Ayah bunda atas ridhonya memberikanku banyak
kesempatan untuk senantiasa terus belajar. Belajar, terus belajar, dan berharap
dapat menciptakan ruangan-ruangan indah lainnya untuk para pencari impian mulia
selanjutnya.
Februari 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar