Pengalaman Guru Terbaik Dalam Hidup

Pengalaman Guru Terbaik Dalam Hidup
Tetap senyum, Selalu tersenyum

Selasa, 02 April 2013

Transgender, Kebudayaan Siapa?


Transgender, Kebudayaan Siapa?

Islam,... sungguh indah peraturannya dalam mengatur kehidupan manusia dan alam semesta. Allah menciptakan semuanya dengan adil dan indahnya. Ada bulan yang menerangi saat malam, ada matahari yang menjadi sumber cahaya pada siang hari, ada baik dan ada buruk yang saling mengimbangi, serta ada laki-laki dan ada perempuan yang saling melengkapi. Itulah sebagian kecil indahnya ciptaan Allah. Namun, seringkali manusia melupakan keteraturan dan keindahan ciptaan Allah tersebut. Seringkali manusia tidak mensyukuri segala nikmat yang diberikanNya sehingga merasa tidak puas dan selalu merasakan kekurangan.
Akhir-akhir ini kita banyak mendengar adanya undang-undang kesetaraan gender yang menginginkan perempuan setara dengan laki-laki dalam segala hal. Islam pun sebenarnya tidak melarang adanya hak perempuan sama dengan laki-laki dalam berbagai hal. Islam sudah mengaturnya sesuai dengan kemampuan dan qodratnya. Namun, manusia masih merasakan ketidakpuasan atas indahnya peraturan islam tersebut, sehingga masih menginginkan hal yang lebih dan lebih. Misalnya dalam hal menjadi pemimpin. Islam mengajarkan yang berhak menjadi pemimpin adalah laki-laki, karena memang perempuan mempunyai keterbatasan dalam fitrah kepemimpinnya. Maka dari itu, yang berhak menjadi pemimpin dalam skala wilayah yang luas adalah laki-laki.
Ada juga sekelompok orang yang menghalalkan adanya transgender. Istilah inipun tidak asing lagi kita dengar. Transgender pun menjadi hal yang biasa. Laki-laki meniru gaya perempuan dan perempuan meniru gaya laki-laki menjadi hal yang tidak dilarang. Bahkan sudah menjadi hal legal di negeri yang menjunjung nilai Ketuhanan yang Maha Esa. Bukankah ini sudah sangat menyimpang dari peraturan islam kita yang sangat indah itu?
“Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dari jiwa yang satu dan dari jiwa yang satu itu Dia menciptakan pasangannya, dan dari keduanya Dia memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.”(An-Nisa`: 1). Ayat ini merupakan bagian dari khutbatul hajah yang dijadikan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai pembuka khutbah-khutbah beliau. Dalam ayat ini dinyatakan bahwa dari jiwa yang satu, Allah Subhanahu wa Ta'ala menciptakan pasangannya. Qatadah dan Mujahid rahimahumallah mengatakan bahwa yang dimaksud jiwa yang satu adalah Nabi Adam 'alaihissalam. Sedangkan pasangannya adalah Hawa. Qatadah mengatakan Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam. (Tafsir Ath-Thabari, 3/565, 566)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar