Asa Menggenggam Dunia
(Etos Penghantar Meraih Cita-cita)
Menjadi seorang dosen, pada awalnya saya takut untuk memimpikannya, tepatnya menjadi seorang calon dosen karena sekarang masih menempuh pendidikan profesi. Saya rasakan berbagai keterbatasan untuk mencapainya. Kemampuan yang pas-pasan, prestasi yang kurang, mental yang belum siap, ekonomi yang kurang mendukung dan berbagai segmentasi negatif lainnya senantiasa membelenggu pikiran. Menjadi dosen saya anggap cukup susah karena harus memiliki otak yang pintar, mampu mengendalikan mahasiswa, dan mempunyai akhlak yang baik untuk dijadikan contoh para mahasiswa nantinya. Sedang, saat awal-awal menjadi mahasiswa saya termasuk mahasiswa yang cukup pendiam, takut bertanya, takut dan grogi jika harus presentasi di depan kelas dansebagainya sehingga saya hanya senang mencari posisi aman agar tidak ditanya dan disuruh bertanya oleh dosen.
Tiga tahun dibina oleh
Beastudietos (khususnya Beastudietos Semarang), banyak membuat saya berubah.
Tahun pertama didampingi pembina etos angkatan kami tahun masuk 2007, mbak Sarwanti yang merupakan mahasiswi
Psikologi Universitas Diponegoro 2003 dan juga mahasiswi penerima Beastudietos
Semarang. Pembinaan tahun pertama Beastudietos cukup signifikan membuat saya
berubah, karena dilatih harus bertanya pada pembicara setiap kali ada
pembinaan, yang sebelumnya saya malas dan takut bertanya mengharuskan saya
sedikit demi sedikit harus latihan bertanya, terdapatnya diskusi-diskusi dalam
pembinaan, bergiliran menjadi imam sholat dan pemimpin majelis harian asrama
putri, syuro’ (musyawarah) angkatan setiap selesai pembinaan mingguan juga
sangat melatih saya untuk bisa berbicara di depan umum, walau hanya dalam skala
kecil. Dengan berbagai kegiatan tersebut, selain melatih saya untuk latihan
bicara di depan publik, juga melatih keteraturan dalam berbicara, melatih
keberanian mengemukakan pendapat, dan melatih berpikir cepat dan tanggap yang
sangat bermanfaat untuk bekal saya menjadi calon dosen sekarang ini.
Tahun kedua
di Beastudietos didampingi oleh pak Agus Sugito, mahasiswa Teknik Lingkungan
angkatan 2003. Di bawah bimbingan pak Agus atau pak Gito yang semi militer ini,
kami dididik kedisiplinan dan keberanian menjadi pemimpin, yaitu sesuai fokus
pembinaan tahun kedua di Etos adalah menjadi pioner-pioner atau pemimpin
organisasi kampus. Berkat bimbingan tahun kedua ini beberapa diantara kami ada
yang menjadi ketua Rohis jurusan dan ketua departemen dalam organisasi kampus.
Saya pun di semester empat harus mengemban amanah menjadi ketua departemen
kemuslimahan Rohis Fakultas Peternakan. Sebagai kadept, berat rasanya mengemban
amanah ini, tapi alhamdulillah berkat dukungan senior dan Mas’ulnya yang luar
biasa serta teman-teman seperjuangan yang senantiasa memotivasiku akhirnya saya
bisa. Tahun kedua ini, saya juga memulai kemandirian ekonomi dengan mengajar
privat siswa SD islam pada sebuah lembaga bimbingan belajar di Banyumanik,
walau hasilnya tidak banyak namun bisa untuk tambahan tabungan SPP. Pada tahun
kedua ini pula angkatan kami harus menjadi panitia etos expo yang merupakan
acara etos wilayah yang cukup besar yaitu acara publikasi beastudietos di
wilayah Jateng dan motivasi untuk adik-adik SMA. Saya pun dalam acara ini
diamanahi sebagai ketua sie publikasi dan dokumentasi yang dibantu Achmad
Munandar dan rekan-rekan senior serta junior etos semarang. Kegiatan ini cukup
membekali kami khususnya saya dalam mengelola kegiatan yang notabene harus
mengelola banyak orang juga.
Tahun
ketiga, etoser 2007 semarang dibina oleh mas P-man dengan nama lengkapnya
Pariman dan nama penanya Pariman Siregar yang merupakan etose 2004 dan aktif
dalam menulis. Dengan dibina oleh seorang calon psikolog dan penulis ini, kami
banyak diberikan motivasi pengembangan diri dan kemandirian untuk persiapan
sebagai alumni etos.
Materi, pembinaan, bimbingan, motivasi, kekeluargaan, dan semua yang saya dapat dari etos, sangat berperan dalam pencapaian
cita dan mimpi saya. Bekal tarbiyah yang diberikan memberikan kesempatan kepada
saya untuk senantiasa sabar dan tawakal terhadap ketentuanNya yang pasti
setelah kita berusaha dengan maksimal. Etos, memberikan banyak kesempatan
meraih mimpi dengan program-program yang tepat dengan sasarannya. Dengan
berbagai program yang diberikan etos, sebenarnya saya merasa saya belum maksimal
menjalankannya, sehingga saya merasa saya adalah produk etos yang kurang
berhasil. Hal ini karena saya dahulu belum maksimal memanfaatkan seluruh
kesempatan yang diberikan, belum maksimal mengeluarkan potensi-potensi saya,
dan belum maksimal menjalankan amanah-amanah yang diberikan etos kepada saya yang
merupakan proses pembinaan seutuhnya. Saat itu, masih banyak kelalaian,
kemalasan dan kekhilafan yang saya lakukan sehingga baru sekarang setelah
menjadi alumni etos saya baru merasakannya. Namun, saya tetap bangga dan sangat
berterima kasih atas semua yang diberikan oleh etos. Etos sudah menghantarkan
saya pada mimpi dan cita-cita saya. Dan mohon maaf atas berbagai kekhilafan dan
ketidakmaksimalan diri saya dalam menjalankan amanah di etos. Semoga Allah
mengampuni dosa-dosa saya. Syukron katsir ,,,,..
Ditulis
saat mengikuti Pendidikan Calon Pendidik Akademi Komunitas
Universitas
Negeri Jakarta
05
April 2013
Assalamualaikum mba. Saya dania etoser semarang 2016. Salam kenal mbaa
BalasHapus