Pengalaman Guru Terbaik Dalam Hidup

Pengalaman Guru Terbaik Dalam Hidup
Tetap senyum, Selalu tersenyum

Sabtu, 06 April 2013

Asa Menggenggam Dunia


Asa Menggenggam Dunia
(Etos Penghantar Meraih Cita-cita)

Menjadi seorang dosen, pada awalnya saya takut untuk memimpikannya, tepatnya menjadi seorang calon dosen karena sekarang masih menempuh pendidikan profesi. Saya rasakan berbagai keterbatasan untuk mencapainya. Kemampuan yang pas-pasan, prestasi yang kurang, mental yang belum siap, ekonomi yang kurang mendukung dan berbagai segmentasi negatif lainnya senantiasa membelenggu pikiran. Menjadi dosen saya anggap cukup susah karena harus memiliki otak yang pintar, mampu mengendalikan mahasiswa, dan mempunyai akhlak yang baik untuk dijadikan contoh para mahasiswa nantinya. Sedang, saat awal-awal menjadi mahasiswa saya termasuk mahasiswa yang cukup pendiam, takut bertanya, takut dan grogi jika harus presentasi di depan kelas dansebagainya sehingga saya hanya senang mencari posisi aman agar tidak ditanya dan disuruh bertanya oleh dosen.

Tiga tahun dibina oleh Beastudietos (khususnya Beastudietos Semarang), banyak membuat saya berubah. Tahun pertama didampingi pembina etos angkatan kami tahun masuk 2007, mbak Sarwanti yang merupakan mahasiswi Psikologi Universitas Diponegoro 2003 dan juga mahasiswi penerima Beastudietos Semarang. Pembinaan tahun pertama Beastudietos cukup signifikan membuat saya berubah, karena dilatih harus bertanya pada pembicara setiap kali ada pembinaan, yang sebelumnya saya malas dan takut bertanya mengharuskan saya sedikit demi sedikit harus latihan bertanya, terdapatnya diskusi-diskusi dalam pembinaan, bergiliran menjadi imam sholat dan pemimpin majelis harian asrama putri, syuro’ (musyawarah) angkatan setiap selesai pembinaan mingguan juga sangat melatih saya untuk bisa berbicara di depan umum, walau hanya dalam skala kecil. Dengan berbagai kegiatan tersebut, selain melatih saya untuk latihan bicara di depan publik, juga melatih keteraturan dalam berbicara, melatih keberanian mengemukakan pendapat, dan melatih berpikir cepat dan tanggap yang sangat bermanfaat untuk bekal saya menjadi calon dosen sekarang ini.

Tahun kedua di Beastudietos didampingi oleh pak Agus Sugito, mahasiswa Teknik Lingkungan angkatan 2003. Di bawah bimbingan pak Agus atau pak Gito yang semi militer ini, kami dididik kedisiplinan dan keberanian menjadi pemimpin, yaitu sesuai fokus pembinaan tahun kedua di Etos adalah menjadi pioner-pioner atau pemimpin organisasi kampus. Berkat bimbingan tahun kedua ini beberapa diantara kami ada yang menjadi ketua Rohis jurusan dan ketua departemen dalam organisasi kampus. Saya pun di semester empat harus mengemban amanah menjadi ketua departemen kemuslimahan Rohis Fakultas Peternakan. Sebagai kadept, berat rasanya mengemban amanah ini, tapi alhamdulillah berkat dukungan senior dan Mas’ulnya yang luar biasa serta teman-teman seperjuangan yang senantiasa memotivasiku akhirnya saya bisa. Tahun kedua ini, saya juga memulai kemandirian ekonomi dengan mengajar privat siswa SD islam pada sebuah lembaga bimbingan belajar di Banyumanik, walau hasilnya tidak banyak namun bisa untuk tambahan tabungan SPP. Pada tahun kedua ini pula angkatan kami harus menjadi panitia etos expo yang merupakan acara etos wilayah yang cukup besar yaitu acara publikasi beastudietos di wilayah Jateng dan motivasi untuk adik-adik SMA. Saya pun dalam acara ini diamanahi sebagai ketua sie publikasi dan dokumentasi yang dibantu Achmad Munandar dan rekan-rekan senior serta junior etos semarang. Kegiatan ini cukup membekali kami khususnya saya dalam mengelola kegiatan yang notabene harus mengelola banyak orang juga.

Tahun ketiga, etoser 2007 semarang dibina oleh mas P-man dengan nama lengkapnya Pariman dan nama penanya Pariman Siregar yang merupakan etose 2004 dan aktif dalam menulis. Dengan dibina oleh seorang calon psikolog dan penulis ini, kami banyak diberikan motivasi pengembangan diri dan kemandirian untuk persiapan sebagai alumni etos.

Materi, pembinaan, bimbingan, motivasi, kekeluargaan, dan semua yang saya dapat dari etos, sangat berperan dalam pencapaian cita dan mimpi saya. Bekal tarbiyah yang diberikan memberikan kesempatan kepada saya untuk senantiasa sabar dan tawakal terhadap ketentuanNya yang pasti setelah kita berusaha dengan maksimal. Etos, memberikan banyak kesempatan meraih mimpi dengan program-program yang tepat dengan sasarannya. Dengan berbagai program yang diberikan etos, sebenarnya saya merasa saya belum maksimal menjalankannya, sehingga saya merasa saya adalah produk etos yang kurang berhasil. Hal ini karena saya dahulu belum maksimal memanfaatkan seluruh kesempatan yang diberikan, belum maksimal mengeluarkan potensi-potensi saya, dan belum maksimal menjalankan amanah-amanah yang diberikan etos kepada saya yang merupakan proses pembinaan seutuhnya. Saat itu, masih banyak kelalaian, kemalasan dan kekhilafan yang saya lakukan sehingga baru sekarang setelah menjadi alumni etos saya baru merasakannya. Namun, saya tetap bangga dan sangat berterima kasih atas semua yang diberikan oleh etos. Etos sudah menghantarkan saya pada mimpi dan cita-cita saya. Dan mohon maaf atas berbagai kekhilafan dan ketidakmaksimalan diri saya dalam menjalankan amanah di etos. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa saya. Syukron katsir ,,,,..


Ditulis saat mengikuti Pendidikan Calon Pendidik Akademi Komunitas
Universitas Negeri Jakarta
05 April 2013

1 komentar:

  1. Assalamualaikum mba. Saya dania etoser semarang 2016. Salam kenal mbaa

    BalasHapus