1. Program Studi :
Produksi Ternak
2. Nama Mata Kuliah :
Produksi Hijauan Makanan
Ternak
3. Kode Mata Kuliah :
PTT 124
4. Semester :
II (dua)
5. Jumlah SKS : 3 (1 – 2)
6. Dosen Pengasuh : Rusmiyati,
S.Pt
Ir.
Imelda Panjaitan. M.Si
Ir. Yadi Priabudiman. M.P.
7. Mata Kuliah Pendukung : -----
8. Pendukung Mata Kuliah : Penggemukan Sapi Potong, Produksi
Ternak Perah,
Produksi Kambing dan
Domba
9. Pertemuan ke- :
13
10. Waktu : 50 menit
11. Unit Kompetensi : Gulma
12.
Elemen Kompetensi :
Mempelajari teknik pemberantasan gulma
13.
Kriteria Kinerja :
Dapat
menjelaskan pengaruh negatif gulma terhadap produksi rumput budidaya
Dapat
menjelaskan cara memberantas gulma dengan manual/mekanis, biologis dan kimiawi.
14. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan pembelajaran
kali ini bertujuan agar mahasiswa dapat menjelaskan pengaruh negatif gulma
terhadap produksi rumput budidaya dan cara memberantas gulma dengan
manual/mekanis, biologis dan kimiawi.
15. Proses Pembelajaran :
No
|
Tahapan Kegiatan
|
Alokasi Waktu
|
Kegiatan
|
|
Dosen
|
Mahasiswa
|
|||
1
|
Pendahuluan
|
5 mnt
|
ө Menjelaskan perbedaan rumput dengan gulma
ө Menjelaskan
definisi gulma dan contohnya
|
Memperhatikan
|
2
|
Penyajian Utama
|
30 mnt
|
ө Menjelaskan
bagaimana gulma menghambat pertumbuhan tanaman
ө Menjelaskan
cara pemberantasan gulma
ө Memberikan
contoh beberapa herbisida
ө Menjelaskan
rangkuman umum
|
Memperhatikan dan membuat
catatan
|
3
|
Tanya jawab
|
5 mnt
|
ө Meminta
mahasiswa untuk mengajukan pertanyaan atau meminta pendapat mahasiswa sehubungan dengan topik yang baru
dibicarakan
ө Menjawab
pertanyaan mahasiswa
|
Menanyakan hal-hal yang belum dimengerti atau memberi pendapat mengenai
hal-hal yang baru di ajarkan
|
4
|
Evaluasi
|
5 mnt
|
ө Memberikan Kuis (test tertulis)
|
Mengerjakan test tertulis
|
5
|
Penutup
|
5 mnt
|
ө Memberikan Tugas
ө Menutup Pertemuan
|
Memperhatikan
|
16. Uraian Materi :
Gulma
Gulma
merupakan salah satu faktor penyebab tertekannya pertumbuhan dan menurunnya
produksi tanaman budidaya. Gulma bersaing dengan tanaman dalam hal penyerapan unsur hara, air dan
cahaya matahari dan ruang untuk tumbuh.
Selain itu beberapa jenis gulma mengeluarkan zat alelopati atau zat
penghambat pertumbuhan melalui akar dan daun.
Kerugian Akibat Gulma
Gulma adalah
tanaman pengganggu yang merugikan para petani, tanaman ini sering tumbuh
disekitar tanaman yang dibudidayakan. Akibatnya, kehadiran gulma dapat
menghambat pertumbuhan, dan pada akhirnya menurunkan hasil produksi. Selain itu
juga dampak dengan adanya gulma disekitar tanaman budidaya menimbulkan berbagai
dampak, diantaranya sebagai berikut :
1. Allelopathy yaitu pengeluaran senyawa kimiawi oleh gulma yang beracun bagi
tanaman yang lainnya, sehingga merusak pertumbuhannya.
2. Kenaikkan ongkos-ongkos usaha pertanian, misalnya menambah tenaga dan waktu
dalam pengerjaan tanah, penyiangan, perbaikan selokan dari gulma yang menyumbat
air irigasi
3. Persaingan antara tanaman utama sehingga
mengurangi kemampuan berproduksi, terjadi persaingan dalam pengambilan air,
unsur-unsur hara dari tanah, cahaya dan ruang lingkup.
4. Hasil produk pertanian menjadi kotor karena terkontaminasi oleh biji-bijian
gulma
5. Beberapa jenis gulma bisa menjadi perantara hama, misalnya Lersia
hexandra dan Cynodon dactylon merupakan tumbuhan inang hama ganjur
pada padi.
6. Gangguan kesehatan manusia, misalnya ada suatu gulma yang tepung sarinya
menyebabkan alergi.
7. Gulma air mngurangi efisiensi sistem irigasi
8. Biaya untuk produksi semakin meningkat karena adanya gulma
Jenis Gulma Berdasarkan Lama Hidupnya:
a. Gulma Semusim atau Setahun (Annual)
Tumbuhan ini
menyelesaikan daur hidupnya dari biji, tumbuhan sampai mati selama semusim atau
setahun. Karena banyaknya biji yang dibentuk, maka persisten. Contoh gulma
semusim adalah Jekeng atau Teki Rendul (Cyperus
iria L.), Urang Aring (Eclipta
prostrate L.), dll.
b. Gulma Dua Tahun (Biennial)
Tumbuhan ini
menyelesaikan daur hidupnya selama antara satu sampai dua tahun. Bunga dibentuk
pada tahun kedua. Contoh gulma dua tahun adalah Daun Sendok (Plantago sp.), Sunduk welut (Cyperus difformis L.), dll.
c. Gulma Tahunan (Perennial)
Tumbuhan ini
menyelesaikan daur hidupnya selama lebih dari dua tahun. Kebanyakan tumbuhan
ini membentuk biji banyak untuk penyebaran dan dapat pula menyebar secara
vegetatif. Karena beda penyebarannya, maka tumbuhan ini dibagi perennial
sederhana dan perennial merayap. Gulma perennial sederhana, hanya menyebar
dengan biji, meskipun dapat menyebar secara vegetatif bila tumbuhan ini
terpotong, akar lunak dan tumbuh meluas. Gulma perennial merayap, menyebar
dengan akar yang merayap, stolon (bagian merayap di atas tanah) dan Rizhoma (bagian
merayap didalam tanah). Contoh gulma tahunan adalah Kremek (Alternanthera sessilis (L.) D.C.), Jajahean atau lampuyangan (Panicum repens L.), Kakawatan (Cyndon dactylon L. Pres), dll.
Jenis Gulma Berdasarkan Bentuk Daun:
a. Gulma Berdaun Lebar
Tumbuhan ini
mempinyai bentuk daun lebar, dari jenis dikotil dan pada umumnya mempunyai
lintasan C3. Contoh gulma berdaun lebar adalah Sambung rambut (Mikania
michranta), dan Putri Malu (Mimosa pudica).
b. Gulma Berdaun Sempit
Tumbuhan ini
mempunyai daun sempit dan panjang, dari jenis monokotil dan pada umumnya
mempunyai lintasan C4. Contoh gulma berdaun sempit adalah jajagoan, bebontengan
dll.
Metode Pemberantasan Gulma
A. Metoda Mekanis
1. Pencabutan dengan tangan (Hand
pulling)
2. Pembongkaran dengan cangkul (Hoeing
and spudding)
3. Pembajakan dengan traktor (Tillage)
4. Pemotongan (Mowing)
5. Perendaman dengan air (Flooding)
6. Pembakaran (Burning)
7. Penguburan (Smothering)
B. Pengendalian Gulma Secara Biologis
Pengendalian
secara biologis didefinisikan sebagai upaya pengendalian gulma dengan
menggunakan organisme hidup, seperti serangga, ikan pemakan tanaman dan hewan
lainnya, organisme penyakit, dan tanaman pesaing untuk membatasi infestasi
gulma. Telah diketahui bahwa insekta dan jamur merupakan hama dan penyakit bagi
pertanaman. Dilain pihak bila ada insekta yang “memakan” gulma, maka masalahnya
jadi lain. Insekta tersebut jadinya dapat memberantas gulma sebagai contoh
klasik ialah setelah diperkenalkan sejenis penggerek argentine (cactoblastis cactorum) di Queensland,
maka kaktus (opuntia) yang menghuni lahan sekitar 25 juta ha selama 12 tahun
dapat ditekan sampai 95%. Demikian pula pengenalan insecta pemakan daun (chryssalnia spp) di Kalifornia dapat
menekan sejenis gulma. Namun perlu diingat bahwa penggunaan musuh gulma
tersebut harus hati-hati, jangan sampai setelah gulma dimangasa tanamanpun
dapat pula diganggu. Pada dasarnya pengendalian gulma secara biologis mempunyai
tiga pendekatan, yaitu:
1. Penggunaan organisme selektif, yaitu organisme
yang menyerang satu atau hanya beberapa spesies gulma
2. Penggunaan organisme nonselektif, yaitu
organisme yang menyerang semua spesies gulma, dan
3. Penggunaan spesies tanaman pesaing, yaitu
tanaman yang bersaing dengan spesies gulma untuk satu faktor atau lebih,
misalnya tanaman ubi jalar untuk mengurangi pertumbuhan teki berumbi (C.
rotundus) atau alangalang (Imperata cylindrica) yang peka naungan.
C. Pengendalian Gulma Secara Kimia
Pengendalian
gulma secara kimiawi adalah pengendalian gulma dengan menggunakan bahan kimiawi
yang dapat menekan atau bahkan mematikan gulma. Bahan kimiawi itu disebut
herbisida: herba = gulma dan sida = membunuh; jadi herbisida adalah zat kimiawi
yang dapat mematikan gulma. Pengendalian dengan cara ini membutuhkan alat
penyebar herbisida serta pengetahuan tentang herbisida itu sendiri, agar pengen
dalian yang dilakukan dapat berhasil.
D.
Pengendalian Gulma Secara Terpadu
Suatu
pengendalian yang efektif melibatkan beberapa cara dalam waktu yang berurutan
dalam suatu musim tanam. Misalnya saja, stu jenis spesies tanaman kurang mampu
menekan pertumbuhan gulma, penegendalian secara mekanik sendiri tidak sempurna
dalam mengatasi gulma tertentu. Maka timbulah pemikiran bahwa paduan antara
beberapa cara pengendalain dalam satu musim tanam diharapkan dapat mengatasi
masalahnya. Seperti perpaduan antara pengendalaian secara mekanik diteruskan
dengan pemberian herbisida pasca tumbuh, penggunaan herbisida pra tumbuh
diteruskan herbisida pasca tumbuh dan lain lagi perpaduan yang sekiranya dapat
menekan investasi gulma yang sulit untuk dibasmi.
17. Metode Pembelajaran : Ceramah dan Tanya jawab
18. Media dan Alat Bantu :
Infocus, Laptop,
Handout
yang
Digunakan
19. Materi Ujian :
ө Jelaskan bagaimana cara mengendalikan gulma dengan cara biologis!
өJelaskan bagaimana
gulma mempengaruhi tanaman budidaya
20. Rubrik Evaluasi dan Penilaian
1) Kisi-kisi Penilaian Soal
No
|
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Smt
|
Materi
|
Indikator soal
|
Bentuk test
|
Nomor soal
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
(7)
|
(8)
|
1.
|
1.
Mengetahui gulma dan pemberantasannya
|
Mempelajari teknik
pemberantasan gulma
|
IV
|
a.
Pengertian gulma
b.
Akibat adanya gulma
c.
Klasifikasi gulma
d.
Pemberantasan gulma secara mekanik
e.
Pemberantasan gulma secara biologis
f.
Pemberantasan gulma secara kimia
g.
Pemberantasan gulma secara terpadu
|
1. Menjelaskan pengertian gulma
2. Mengetahui akibat adanya
gulma pada tanaman budidaya
3. Menyebutkan
klasifikasi gulma
4. Mampu menjelaskan metode pemberantasan gulma secara mekanis, biologis, kimia, dan terpadu
|
- Test tulis
|
1.)
2.)
|
2) Rubrik
Evaluasi dan Penilaian
- Indikator: Mahasiswa mampu menjelaskan cara pengendalian gulma secara biologis setelah diberikan materi dengan benar
Butir Soal
Jelaskan bagaimana cara
mengendalikan gulma dengan cara biologis!
Rubrik penilaian
NO
|
Kunci jawaban
|
Skor
|
1.
|
· Pengendalian secara biologis didefinisikan
sebagai upaya pengendalian gulma dengan menggunakan organisme hidup, seperti
serangga, ikan pemakan tanaman dan hewan lainnya, organisme penyakit, dan
tanaman pesaing untuk membatasi infestasi gulma.
· Organisme penyakit, dan tanaman pesaing untuk
membatasi infestasi gulma. Telah diketahui bahwa insekta dan jamur merupakan
hama dan penyakit bagi pertanaman. Dilain pihak bila ada insekta yang
“memakan” gulma, maka masalahnya jadi lain. Insekta tersebut jadinya dapat
memberantas gulma sebagai contoh klasik ialah setelah diperkenalkan sejenis
penggerek argentine (cactoblastis
cactorum) di Queensland, maka kaktus (opuntia) yang menghuni lahan
sekitar 25 juta ha selama 12 tahun dapat ditekan sampai 95%.
|
30
20
|
|
Skor maksimum
|
50
|
- Indikator: Mahasiswa mampu menjelaskan bagaimana gulma mempengaruhi tanaman budidaya
Butir Soal
Jelaskan bagaimana gulma
mempengaruhi tanaman budidaya!
Rubrik penilaian
NO
|
Kunci jawaban
|
Skor
|
1.
|
a.
Gulma merupakan salah satu faktor penyebab
tertekannya pertumbuhan dan menurunnya produksi tanaman budidaya.
b.
Gulma bersaing dengan tanaman dalam hal penyerapan unsur hara, air dan
cahaya matahari dan ruang untuk tumbuh.
c.
Selain itu beberapa jenis gulma mengeluarkan
zat alelopati atau zat penghambat
pertumbuhan melalui akar dan daun.
|
10
20
20
|
|
Skor maksimum
|
50
|
21. Kriteria Penilaian :
1. Bobot nilai setiap soal berbeda (nilai
ditentukan berdasarkan tingkat kesulitan dari pertanyaan)
2. Interval nilai berkisar antara 0 -100
3. Total nilai 100
22. Pedoman Bukti :
ө Berkas
lembar jawaban
ө Kertas
tertulis
ө Keaktifan mahasiswa
dalam melakukan pengamatan, dalam mengeluarkan pendapat serta menjawab
pertanyaan yang diajukan
23. Referensi :
AAK.
1998. Hijauan Makanan Ternak, Potong, Kerja dan Perah. Penerbit Kanisius.
Tjitrosoedirdjo,
dkk. 1984. Pengelolaan Gulma di Perkebunan. Gramedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar