MODUL
PRAKTIKUM
MATA KULIAH BIOKIMIA
Genap 2013/2014
Versi
tgl 27 April 2014 setelah running terakhir di hari Sabtu 26 April 2014
Dosen
Penanggung Jawab Mata Kuliah : Prof. Retno Murwani, PhD.
Nama
|
:
|
....................................................
|
NIM
|
:
|
....................................................
|
Kelas
|
:
|
....................................................
|
Kelompok
|
:
|
....................................................
|
Tanggal
Praktikum
|
:
|
....................................................
|
Jam
Praktikum
|
:
|
...................................................
|
Asisten
|
:
|
....................................................
|
Teknisi
Laboratorium
Umar
Diyani, SPt.
LABORATORIUM FISIOLOGI & BIOKIMIA
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
April 2014
I. PENCERNAAN KARBOHIDRAT
Karbohidrat dihasilkan
oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis. Bahan
pakan dan pangan yang kaya karbohidrat antara lain
beras, jagung, sagu, singkong, dsb. Karbohidrat digolongkan menjadi 4 golongan: 1) monosakarida
(glukosa, fruktosa, galaktosa), 2)
disakarida (laktosa, maltosa, sukrosa), 3) oligosakarida, dan 4) polisakarida (pati, glikogen, selulosa). Karbohidrat dari tumbuhan terdapat dalam bentuk polisakarida dan yang paling banyak adalah pati/amilum (bahasa Latin: amulon). Pati yang
dimakan akan mengalami pencernaan oleh enzim-enzim
pencerna karbohidrat. Pemecahan pati dimulai di mulut oleh
enzim yang terdapat di dalam saliva yaitu enzim amilase saliva yang mengubah polisakarida pati menjadi polisakarida pendek. Kemudian pemecahan polisakarida
ini dilanjutkan di usus halus dengan bantuan enzim amilase pankreas yang
merubah polisakarida menjadi oligosakarida, maltosa, dan glukosa. Selanjutnya maltosa diubah oleh
enzim maltase menjadi glukosa.
Pada praktikum ini kita akan melakukan eksperimen
pencernaan pati oleh enzim yang dihasilkan oleh pankreas secara in vitro yaitu
di tabung reaksi.
EKPERIMEN
PEMECAHAN KARBOHIDRAT KOMPLEKS
1.
Eksperimen Pemecahan larutan pati (Amilum) oleh
Amilase Pankreas (Enzim Pankreatin / EP) dan menguji Pengaruh pH pada aktifitas
enzim amilase pankreas pada suhu ruang & suhu ± 370C:
Prosedur :
a.
Menyiapkan
alat dan bahan yang dibutuhkan: 4 tabung reaksi; pipet tetes untuk
masing-masing reagen; amilum 1%; buffer: pH 5, pH 6, pH 7, pH 8; lugol dan
Enzim Pankreatin (EP)
b.
Memasukkan
masing-masing 3 ml Amilum 1% ke dalam 4 tabung reaksi yang telah diberi label
c.
Menambahkan 4
tetes buffer pada masing-masing tabung reaksi. Buffer pH 5 pada tabung 1a,
buffer pH 6 pada tabung 1b, buffer pH 7 pada tabung 1c, dan buffer pH 8 pada
tabung 1d. Kemudian gojok tabung agar larutan homogen
d.
Menambahkan 2
tetes lugol pada masing-masing tabung reaksi, gojok dan mulai melakukan
pengamatan
e.
Selanjutnya
menambahkan 4 tetes EP pada masing-masing tabung, gojok, amati dan catat
perbahan yang terjadi serta catat waktu yang dibutuhkan
f.
Khusus kelompok 1 dan terakhir, setelah melakukan langkah “d” masukan ke-empat
tabung ke dalam suhu 370 C, kemudian baru ditambahkan EP. Gojok, amati
dan catat perubahan yang terjadi serta catat waktu yang dibutuhkan
Prosedur di atas diringkas dalam tabel berikut:
Tabung
|
Reagen yg dimasukkan
|
Pengamatan warna larutan
inkubasi 0 – 30 menit
|
|||
Amilum 1 %
(ml)
|
Buffer
(0,2 mL atau
4 tetes)
|
Lugol
(tetes)
|
EP
(tetes)
|
||
1a
|
3
|
pH 5
|
2
|
4
|
|
1b
|
3
|
pH 6
|
2
|
4
|
|
1c
|
3
|
pH 7
|
2
|
4
|
|
1d
|
3
|
pH 8
|
2
|
4
|
|
v Amati dan catat warna larutan di tiap tabung sejak
penambahan Lugol dan catat waktu
perubahan warna larutan sejak
penambahan enzim.
v Untuk inkubasi pada suhu ± 370C masukkan semua tabung di air hangat
sebelum penambahan EP, dan ini hanya diwakili oleh 2 kelompok yaitu kelompok 1
dan 10.
2. Eksperimen
Pengaruh Konsentrasi Substrat (Amilum) pada aktifitas Amilase pankreas (Suhu
Ruang) :
Prosedur:
a.
Menyiapkan
alat dan bahan yang dibutuhkan: 3 tabung reaksi, pipet tetes untuk
masing-masing reagen, amilum 1%, amilum 2%, buffer pH 8, lugol dan EP
b.
Memasukkan
amilum 0,5 ml pada setiap tabung. Mulai dengan tabung 1f. *Lihat keterangan dibawah tabel
c.
Menambahkan
2,5 ml buffer pH 8 pada masing-masing tabung, gojok agar homogen
d.
Selanjutnya
menambahkan 2 tetes lugol pada ke-tiga tabung, gojok dan mulai pengamatan
e. Menambahkan 4 tetes EP pada ke-tiga tabung, gojok,
amati dan catat waktu perubahan warna larutan
Prosedur tersebut diringkas
dalam tabel tersebut:
Tabung
|
Reagen yg dimasukkan
|
Pengamatan warna larutan selama inkubasi 0 – 30
menit
|
|||
Amilum
(ml)
|
Buffer
pH 8 (ml)
|
Lugol
(tetes)
|
EP
(tetes)
|
||
1e*
|
0,5
(dari tabung 1f)
|
2,5
|
2
|
4
|
|
1f
|
0,5 (1%)
|
2,5
|
2
|
4
|
|
1g
|
0,5 (2%)
|
2,5
|
2
|
4
|
|
v *Tabung 1e: tabung 1f = 0,5 ml larutan amilum +
2,5 ml buffer, campur, kemudian ambil 0,5 ml untuk tabung e.
v Amati dan catat
warna larutan di tiap tabung sejak penambahan Lugol dan catat waktu perubahan warna
larutan sejak penambahan enzim
II. PENCERNAAN
LEMAK
Lemak adalah senyawa yang
tidak larut air tetapi larut dalam pelarut organik. Contoh pelarut lemak yaitu eter,
aceton, atau
hexan. Secara sederhana lemak dibagi
menjadi 3 golongan : 1) lemak sederhana (ester asam lemak dengan alkohol
contohnya lemak dan lilin), 2) Lemak majemuk (ester asam lemak dengan gugus tambahan contohnya fosfolipid), 3) Turunan lipid (senyawa
yang dihasilkan dari hidrolisis lipid
contohnya asam lemak dan gliserol).
Lemak terdapat pada produk hewani seperti daging, telur, jeroan dan
susu maupun produk nabati seperti
minyak dan lilin.
Lemak pada hewan berfungsi sebagai
cadangan energi. Pencernaan lemak dimulai di usus halus oleh enzim lipase (yang
dihasilkan oleh pankreas) yang akan menghidrolisis
lemak menjadi asam lemak dan diasil gliserol. Lemak dalam usus juga diubah bentuknya menjadi emulsi dengan bantuan cairan empedu yang akan memudahkan enzim
lipase bekerja menghidrolisis lemak. Hasil pemecahan lemak ini kemudian diuji dengan menambahkan NaOH dengan
adanya indikator Phenolphthalein (PP).
Eksperimen Pemecahan Minyak
Nabati oleh Lipase Pankreas (EP) (Suhu Ruang)
Prosedur:
a. Menyiapkan alat dan bahan: 3 tabung reaksi, pipet
tetes untuk masing-masing reagen, minyak, buffer pH 7, PP, cairan empedu, EP
dan NaOH
*Cairan empedu dibuat dari 1 buah
empedu ayam yang dilarutkan dalam 10 ml air. 1 kloter cukup menggunakan 2 buah
empedu
b. Memasukkan 1 ml minyak pada setiap tabung yang
telah diberi label
c. Menambahkan buffer pH 7 pada setiap tabung, gojok
agar homogen *Lihat keterangan pada tabel
d. Selanjutnya menambahkan 4 tetes PP pada setiap
tabung, gojok dan mulai pengamatan
e. Menambahkan cairan empedu 3-5 tetes pada tabung
3C, gojok
g.
Menambahkan 4
tetes EP pada tabung 3B dan 3C, gojok, amati dan catat perubahan yang terjadi
f. Biarakan dalam suhu ruang selama 15 menit
g. Setelah 15 menit, setiap tabung ditetesi dengan
larutan NaOH 0,1 N sampai terjadi perubahan warna. Amati dan catat perubahan
warna yang terjadi serta catat jumlah NaOH yang dibutuhkan
Prosedur diatas,
diringkas dalam tabel berikut:
Tabung
|
Reagen
yg dimasukkan
|
Pengamatan sebelum inkubasi
|
Jumlah
NaOH yang diteteskan
|
Pengamatan warna larutan setelah
penambahan NaOH
|
||||
Minyak
(ml)
|
Buffer
pH 7 (ml)
|
PP
(tetes)
|
Cairan
Empedu
|
EP
(Tetes)
|
||||
3A
|
1
|
1,4
|
4
|
-
|
-
|
|
|
|
3B
|
1
|
1
|
4
|
-
|
4
|
|
|
|
3C
|
1
|
1
|
4
|
3-5 tetes
|
4
|
|
|
|
v
Amati dan
catat perubahan di tiap tabung sejak penambahan indikator PP sampai penambahan
cairan empedu.
v
Biarkan
tabung diinkubasi di suhu ruang selama 15 menit. Setelah selesai setiap
tabung ditetesi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai terjadi perubahan warna. Amati
dan catat jumlah NaOH yang diteteskan. Catat perubahan warna yang terjadi
III. PENCERNAAN
PROTEIN
Protein
berasal dari kata protos atau proteos berarti utama. Protein adalah
komponen utama pada sel baik pada sel tumbuhan, hewan, maupun
manusia. Protein untuk tubuh diperoleh dari makanan baik dari sumber
hewani seperti telur, daging, dan susu atau dari nabati seperti protein kedele. Protein dalam
makanan yang masuk ke saluran pencernaan akan dicerna
oleh enzim-enzim pencerna protein. Pencernaan protein dimulai di
lambung dan kemudian dilanjutkan di usus halus. Di lambung protein dipecah oleh
enzim pepsin dan di usus halus protein dipecah oleh enzim
pankreas. Pencernaan protein sangat di pengaruhi oleh suhu dan pH.
Pemecahan Albumin Putih Telur (PT) Segar oleh
Pepsin (lambung) dan Protease Pankreatin (EP (Suhu Ruang)
Prosedur:
a. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan: 3
tabung reaksi, pipet tetes untuk masing-masing reagen, putih telur segar,
buffer pH 7, indikator protein, enzim pepsin, enzim pankreatin (EP), dan HCL
12,5%
b. Memasukkan 1 tetes pada setiap tabung reaksi yang
telah diberi label
c. Menambahkan 1 ml buffer pH 7, gojok agar homogen
d. Menambahkan 6 tetes indikator protein pada setiap
tabung, gojok dan mulai pengamatan
e. Selanjutnya menambahkan 4 tetes pepsin pada tabung
2B dan 4 tetes EP pada tabung 2C, gojok dan amati perubahan yang terjadi
f. Biarkan selama 5 menit, dan tambahkan 5 tetes HCl
12,5% pada tabung 2B. Gojok hingga homogen. Amati dan catat perubahan yang
terjadi
Prosedur di atas
diringkas pada tabel berikut:
Tabung
|
Reagen yg dimasukkan
|
Pengamatan Warna Larutan Setelah + Indikator Protein
|
Pengamatan Warna Larutan di
Tabung setelah + Enzim
|
||||
PT
(tetes)
|
Buffer
pH 7
(ml)
|
Indikator
Protein
(tetes)
|
Enzim
( 0,2 mL
/ 4 tetes)
|
HCl
12,5%
(tetes)
|
|||
2A
|
1
|
1
|
6
|
-
|
-
|
|
|
2B
|
1
|
1
|
6
|
Pepsin
|
5
|
|
|
2C
|
1
|
1
|
6
|
EP
|
-
|
|
|
v Amati dan catat perubahan dalam tiap tabung sejak
penambahan indikator protein. Catat perubahan warna larutan sejak penambahan
enzim
IV.
GLIKOLISIS PADA SEL
RAGI
Hasil akhir pemecahan karbohidrat di saluran pencernaan adalah glukosa yang kemudian diangkut dan diedarkan oleh darah ke seluruh sel jaringan
tubuh. Glukosa merupakan energi utama sel-sel jaringan tubuh dan untuk
memperoleh energi dari glukosa maka glukosa harus dipecah melalui serangkaian
reaksi biokimiawi yang dikenal dengan jalur Glikolisis. Pemecahan (katabolisme) glukosa dalam sel ini melalui banyak tahapan reaksi dan terjadi di sitoplasma. Sepuluh
tahapan reaksi pertama akan mengubah glukosa menjadi piruvat. Piruvat
akan dipecah lebih lanjut melalui jalur
aerob atau anaerob tergantung ketersediaan oksigen. Pada kondisi aerob
Piruvat diubah menjadi Acetyl CoA. Pada kondisi anaerob Piruvat dipecah menjadi Alkohol, CO2 dan H2O atau Asam Laktat dan H2O tergantung pada organismenya.
Pada praktikum ini kita akan mempelajari glikolisis secara anaerob yang dilakukan oleh sel ragi
Eksperimen Glikolisis oleh Sel Ragi
Prosedur:
a. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan : 2
tabung reaksi, gelas ukur, ragi, air dan glukosa
*) ragi 10% dalam air dan glukosa 5 % dalam air
b. Memasukkan 10 ml ragi ke masing-masing tabung
c. Menambahkan 10 ml air pada tabung 4A dan 10 ml
glukosa pada tabung 4B, menutup bagian atas tabung reaksi dengan ibu jari
kemudian balik tabung reaksi hingga larutan homogen
d. Menutup tabung reaksi dengan balon kempes dan
kencangkan dengan karet
e. Amati dan catat perubahan yang terjadi pada balon
dan perubahan cairan dalam tabung.
Prosedur diatas diringkas
pada tabel berikut:
Tabung
|
Reagen yg
dimasukkan
|
Pengamatan setelah Inkubasi 0-20 menit
|
4A
|
10 mL ragi + 10 mL air, mix
|
|
4B
|
10 mL ragi + 10 mL
glukosa, mix
|
|
v Pasang balon di mulut tabung dan beri karet agar
kencang. Amati dan catat perubahan di tiap tabung sejak penambahan larutan ragi.
Amati gas yang dihasilkan.